Without
others, it is quite impossible to arrive at this incredible moment
Unknown
Berdiri di atas panggung bersama 19 finalis lainnya merupakan
salah satu momen terbaik seumur hidupku
Tidak mungkin rasanya menjadi 5 terbaik mahasiswa berprestasi UNIKA Atma Jaya 2015 tanpa bantuan yang (luar biasa) besar dari orang-orang di sekelilingku. Berkat dukungan mereka, aku dapat berdiri di panggung malam final mahasiswa berprestasi 2015.
Berikut ini adalah ucapan terima kasih (dari lubuk hatiku yang paling
dalam *tsaaah*) kepada mereka yang telah mendorongku untuk terus maju dan
berkarya. *peluk dan cium satu-satu*
Terima kasih kepada Pak Satria (wakil dekan III FIABIKOM) yang telah mendorongku untuk
mengikuti pemilihan tersebut. Aku masih ingat betul bagaimana aku nyaris
mengundurkan diri sehari sebelum deadline pengumpulan karena salah seorang
temanku menunda keikutsertaannya dalam pemilihan mahasiswa berprestasi menjadi
tahun depan. Tak hanya itu, beliau banyak berbagi cerita mengenai tema-tema
karya ilmiah yang telah diangkat oleh mahasiswa berprestasi tahun 2013 dan
2014. Beliau jugalah yang tekun mengingatkanku untuk mengumpulkan berkas
pendaftaran tepat waktu.
Terima kasih kepada Kak Andina yang telah memberikan banyak masukan dan saran selama proses pemilihan. Karya
ilmiah merupakan sesuatu yang benar-benar baru bagiku. Aku belum pernah
secara serius menggarap sebuah karya ilmiah. Pada kesempatan inilah aku
ditantang untuk mencoba suatu hal yang baru. Aku bersyukur karena Kak Andina
bukan sekadar dosen pembimbing karya ilmiah. Beliau juga banyak mengajarkan
nilai-nilai baru dalam hidupku. Ketika aku berhasil masuk sebagai 5 terbaik, ia
berucap seperti ini “saya senang kamu masuk 5 besar, tapi saya lebih seneng
lagi kamu udah berhasil menaklukkan ketakutan bikin artikel ilmiah, ngomong di
depan umum, jawab pertanyaa dewan juri, ngatasin grogi, dll. Karena pertarungan
terbesar sepanjang hidup adalah melawan diri sendiri,”.
Terima kasih kepada Novi dan Piscok yang dengan senang hati mendukungku pada malam final (padahal seharusnya mereka mengikuti kelas Metode Penelitian Khusus pada pukul 16.00 sementara acara dimulai pada pukul 16.00). Kupikir, mereka akan pulang sekitar pukul 19.00 (acara selesai pukul 21.00) karena mereka harus naik angkot untuk sampai ke rumahnya masing-masing. Di luar ekspektasiku, mereka ada di ruangan tersebut sampai acara selesai. Tak hanya itu, mereka memberikan tepukan meriah saat aku tampil di panggung
Terima kasih kepada Nico, adikku yang paling kece sedunia
Terima kasih kepada Koko Didi, Koko Ricky, Tommy, Cristal, dan Cita yang telah meluangkan waktunya untuk menyaksikan malam final mahasiswa berprestasi 2015. Berkat mereka, malam final yang tak terlupakan tersebut dapat didokumentasikan dengan baik. Khusus untuk Cita, terima kasih karena telah membawa sepatu wedges cadangan untukku. Tanpa sepatu tersebut, rasanya tidak mungkin aku dapat tampil dengan elegan di atas panggung karena tali sepatuku putus lima menit sebelum aku menaiki panggung. Anyway, terima kasih karena kita telah tumbuh besar bersama dan saling mendukung satu sama lain.
Terima kasih kepada Ci Noni, Kak Theo, Kak Bong, dan
Stella (finalis mahasiswa berprestasi 2014) karena mereka dengan
senang hati mengirimkan karya ilmiah mereka, yang kemudian kugunakan sebagai
panduan dan contoh. Sebagai teman, Ci Noni begitu sabar menjawab berbagai
pertanyaanku (dari yang penting sampai tidak penting) mengenai proses seleksi
mahasiswa berprestasi. Begitu pula Kak Theo dan Kak Bong yang tidak hanya
mengirimkan karya tulisnya, melainkan juga contoh karya ilmiah dari finalis
2014 lainnya.
Terima kasih kepada Ci Ketket yang telah
mendadaniku dengan cantik sehingga aku bisa tampil kece di poster dan spanduk
finalis mahasiswa berprestasi 2015. Memoles bedak, menggunakan eyeliner, menyapukan eye shadow (terlihat) menjadi hal yang
amat mudah di tangan luwesnya. Berbanding terbalik denganku yang buat soal make
up, Ci Ketket amat terampil menggunakan peralatan merias tanpa harus membuat
wajahku terlihat menor.
Jeng jeng jeng ... Hasil karya Adit.
Terima kasih kepada Adit yang telah mengambil fotoku untuk poster dan spanduk serta membuatkan video profil yang ditampilkan di malam final. Dengan gayanya yang kocak, aku bisa bergaya dengan begitu rileks di depan kamera. Ia juga tak segan mengulangi proses perekaman saat aku (dan finalis lainnya) merasa hasil rekaman tersebut belum sempurna. Tak hanya itu, Adit juga dengan senang hati berbagi softcopy file dari hasil pemotretan.
Terima kasih kepada Pak Daniel (karyawan di BKAK) yang
telah memanduku untuk mengikuti tahap demi tahap yang harus dilalui. Tak hanya
membantu, beliau adalah pribadi yang amat sederhana, ramah, dan sabar. Beliau
amat telaten mengumpulkan dan mendata berbagai formulis yang harus diisi.
Beliau juga banyak menjawab kebingunganku mengenai berbagai persoalan teknis
yang harus kuhadapi.
Terima kasih kepada Ci Febby, Ko Arif, Edy, Lim, Willy, dan Wening yang turut mendukungku di hari H. Tak kalah romantis dengan hari Valentine, Ci Febby dan Edi menghadiahkan sekuntum bunga mawar untukku
Terima kasih kepada teman-teman himpunan mahasiswa komunikasi yang telah meluangkan waktunya. Walaupun tidak hadir sampai acara selesai, Livi, Marvin, Hana, Monic, Friska, Vincent, dan Ferdinand menyuntikkan semangat agar aku terus maju dan menyelesaikan proses ini. Untuk Livi, terima kasih karena telah menemaniku via chatting selama proses make up dan mengajariku untuk selalui bersemangat dan terus mempelajari hal baru. Untuk Hana, terima kasih karena telah memberikan teladan bagiku untuk lebih bersabar dalam menghadapi masalah dan menjadi pribadi yang tulus. Untuk Marvin
Terima kasih kepada Erizka yang meluangkan waktunya untuk hadir di malam final. Melihat kerja kerasmu selama ini, aku berdoa semoga ia bisa menjadi Young On Top Campus Ambassador batch VI. Terima kasih kepada Saras dan Sesil yang sudah meluangkan waktu untuk datang ke malam final.
Terima kasih kepada Laura yang sudah
mendukungku dengan kata-kata positif melalui chatting via line. Juga
teman-teman lainnya yang sudah menyemangatiku melalui berbagai media yang ada.
Terima kasih kepada Arvin, sesama finalis
mahasiswa berprestasi, yang turut merasakan kebingungan dan ketakutan yang
kuhadapi. Chatting via line dengannya mengenai karya ilmiah yang tak kunjung
selesai ampuh mengurangi rasa stress. Karena mengenalnya, aku merasa
memiliki teman senasib dan sepenganggungan. Sungguh suatu keisimewaan dapat
mengenalnya dalam proses ini.
Terakhir, terima kasih kepada Mama,
Papa, dan Popo yang selalu mencintaiku dengan tulus dan apa adanya.
Walaupun tidak bisa hadir karena sedang pergi ke luar negeri, Mama dan Papa
adalah dua sosok terpenting dalam hidupku. Aku ingat betul bagaimana mama terus
menanyakan proses make up di hari H, memastikan kebaya yang cocok untukku,
memberitakan kepada seluruh keluarga besar tatkala aku dipilih sebagai 20
finalis mahasiswa berprestasi, meminta adikku untuk mengantarjemputku di hari
H, dan bahkan terus menanyakan perkembangan yang ada. Papa adalah sosok yang
lebih pendiam dari Mama. Beliau tak pernah menanyakan secara detail persiapan
yang harus kulalui. Kebangaannya padaku ditunjukkan melalui profile picture BBM
yang memajang posterku sebagai finalis mahasiswa berprestasi.
Karena keterbatasan daya ingat,
aku sungguh meminta maaf apabila ada pihak-pihak yang terlewatkan. Aku percaya,
masih ada banyak orang lain di luar sana yang membantuku sehingga aku bisa
menjadi 5 terbaik mahasiswa berprestasi. Tanpa mereka semua, mustahil rasanya
berada di panggung yang istimewa di malam yang tak terlupakan tersebut. :”)
To be with
them is the greatest pleasure in my precious life
Unknown
With Love,
Bella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar