Minggu, 29 Maret 2015

The Award Goes To ..

Without others, it is quite impossible to arrive at this incredible moment
Unknown

           Berdiri di atas panggung bersama 19 finalis lainnya merupakan salah satu momen terbaik seumur hidupku

Tidak mungkin rasanya menjadi 5 terbaik mahasiswa berprestasi UNIKA Atma Jaya 2015 tanpa bantuan yang (luar biasa) besar dari orang-orang di sekelilingku. Berkat dukungan mereka, aku dapat berdiri di panggung malam final mahasiswa berprestasi 2015.

Berikut ini adalah ucapan terima kasih (dari lubuk hatiku yang paling dalam *tsaaah*) kepada mereka yang telah mendorongku untuk terus maju dan berkarya. *peluk dan cium satu-satu*

Terima kasih kepada Pak Satria (wakil dekan III FIABIKOM) yang telah mendorongku untuk mengikuti pemilihan tersebut. Aku masih ingat betul bagaimana aku nyaris mengundurkan diri sehari sebelum deadline pengumpulan karena salah seorang temanku menunda keikutsertaannya dalam pemilihan mahasiswa berprestasi menjadi tahun depan. Tak hanya itu, beliau banyak berbagi cerita mengenai tema-tema karya ilmiah yang telah diangkat oleh mahasiswa berprestasi tahun 2013 dan 2014. Beliau jugalah yang tekun mengingatkanku untuk mengumpulkan berkas pendaftaran tepat waktu.

Terima kasih kepada Kak Andina yang telah memberikan banyak masukan dan saran selama proses pemilihan. Karya ilmiah merupakan sesuatu yang benar-benar baru bagiku. Aku belum pernah secara serius menggarap sebuah karya ilmiah. Pada kesempatan inilah aku ditantang untuk mencoba suatu hal yang baru. Aku bersyukur karena Kak Andina bukan sekadar dosen pembimbing karya ilmiah. Beliau juga banyak mengajarkan nilai-nilai baru dalam hidupku. Ketika aku berhasil masuk sebagai 5 terbaik, ia berucap seperti ini “saya senang kamu masuk 5 besar, tapi saya lebih seneng lagi kamu udah berhasil menaklukkan ketakutan bikin artikel ilmiah, ngomong di depan umum, jawab pertanyaa dewan juri, ngatasin grogi, dll. Karena pertarungan terbesar sepanjang hidup adalah melawan diri sendiri,”.

Terima kasih kepada Novi dan Piscok yang dengan senang hati mendukungku pada malam final (padahal seharusnya mereka mengikuti kelas Metode Penelitian Khusus pada pukul 16.00 sementara acara dimulai pada pukul 16.00). Kupikir, mereka akan pulang sekitar pukul 19.00 (acara selesai pukul 21.00) karena mereka harus naik angkot untuk sampai ke rumahnya masing-masing. Di luar ekspektasiku, mereka ada di ruangan tersebut sampai acara selesai. Tak hanya itu, mereka memberikan tepukan meriah saat aku tampil di panggung sambil bergulat dengan perasaan grogi. Bahkan, (menurut cerita Piscok), Novi sampai menangis tatkala namaku disebut sebagai 5 terbaik (semoga ini bukan tangisan karena bingung temannya yang hobi tidur di kelas ini terpilih menjadi 5 terbaik. :P).  Novi, Piscok, dan Claudia juga menyemangatiku dengan optimisme tingkat dewa setiap kali kukatakan bahwa aku hanya akan sampai pada babak 20 besar. Oh ya, terima kasih kepada Claudia karena berita mengejutkannya bahwa ia tidak bisa hadir di malam final  karena kekonyolan yang dilontarkannya via chatting bbm (setidaknya) mampu mengurangi rasa grogiku. Memiliki 3 orang sahabat seperti mereka merupakan keberuntungan yang langka seumur hidupku.

Terima kasih kepada Nico, adikku yang paling kece sedunia sekaligus lawan berantem paling seru karena ia dengan senang hati pulang sekolah lebih awal, menjemput semua sepupuku untuk hadir di malam final, dan (bahkan) menemaniku mencari kebaya. Walaupun cowok cuek ini sibuk bermain smartphone sepanjang menungguiku, ia benar-benar membantuku dalam memilih kebaya yang cocok untukku (mengingat aku adalah orang paling plin-plan di rumahku). Nico jugalah yang mengembalikan kebaya putih nan cantik tersebut ke tempat peminjaman, yang membutuhkan waktu perjalanan sekitar 40 menit untuk mencapai tempat tersebut.

Terima kasih kepada Koko Didi, Koko Ricky, Tommy, Cristal, dan Cita yang telah meluangkan waktunya untuk menyaksikan malam final mahasiswa berprestasi 2015. Berkat mereka, malam final yang tak terlupakan tersebut dapat didokumentasikan dengan baik. Khusus untuk Cita, terima kasih karena telah membawa sepatu wedges cadangan untukku. Tanpa sepatu tersebut, rasanya tidak mungkin aku dapat tampil dengan elegan di atas panggung karena tali sepatuku putus lima menit sebelum aku menaiki panggung. Anyway, terima kasih karena kita telah tumbuh besar bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Terima kasih kepada Ci Noni, Kak Theo, Kak Bong, dan Stella (finalis mahasiswa berprestasi 2014) karena mereka dengan senang hati mengirimkan karya ilmiah mereka, yang kemudian kugunakan sebagai panduan dan contoh. Sebagai teman, Ci Noni begitu sabar menjawab berbagai pertanyaanku (dari yang penting sampai tidak penting) mengenai proses seleksi mahasiswa berprestasi. Begitu pula Kak Theo dan Kak Bong yang tidak hanya mengirimkan karya tulisnya, melainkan juga contoh karya ilmiah dari finalis 2014 lainnya.


 Before (kiri) & After (kanan)

Terima kasih kepada Ci Ketket yang telah mendadaniku dengan cantik sehingga aku bisa tampil kece di poster dan spanduk finalis mahasiswa berprestasi 2015. Memoles bedak, menggunakan eyeliner, menyapukan eye shadow (terlihat) menjadi hal yang amat mudah di tangan luwesnya. Berbanding terbalik denganku yang buat soal make up, Ci Ketket amat terampil menggunakan peralatan merias tanpa harus membuat wajahku terlihat menor.

Jeng jeng jeng ... Hasil karya Adit. 

Terima kasih kepada Adit yang telah mengambil fotoku untuk poster dan spanduk serta membuatkan video profil yang ditampilkan di malam final. Dengan gayanya yang kocak, aku bisa bergaya dengan begitu rileks di depan kamera. Ia juga tak segan mengulangi proses perekaman saat aku (dan finalis lainnya) merasa hasil rekaman tersebut belum sempurna. Tak hanya itu, Adit juga dengan senang hati berbagi softcopy file dari hasil pemotretan.

Terima kasih kepada Pak Daniel (karyawan di BKAK) yang telah memanduku untuk mengikuti tahap demi tahap yang harus dilalui. Tak hanya membantu, beliau adalah pribadi yang amat sederhana, ramah, dan sabar. Beliau amat telaten mengumpulkan dan mendata berbagai formulis yang harus diisi. Beliau juga banyak menjawab kebingunganku mengenai berbagai persoalan teknis yang harus kuhadapi.

Terima kasih kepada Ci Febby, Ko Arif, Edy, Lim, Willy, dan Wening yang turut mendukungku di hari H. Tak kalah romantis dengan hari Valentine, Ci Febby dan Edi menghadiahkan sekuntum bunga mawar untukku padahal aku tak mendapatkan setangkai bungapun pada hari valentine tahun ini *di situ kadang saya merasa sedih*. Terima kasih untuk Wening yang telah berbaik hati mendokumentasikan acara melalui kamera SLR-nya yang super canggih. Mengenal Keluarga Maha Buddhis Viriya Dharma adalah salah satu hal terindah di tahun 2015.

Terima kasih kepada teman-teman himpunan mahasiswa komunikasi yang telah meluangkan waktunya. Walaupun tidak hadir sampai acara selesai, Livi, Marvin, Hana, Monic, Friska, Vincent, dan Ferdinand menyuntikkan semangat agar aku terus maju dan menyelesaikan proses ini. Untuk Livi, terima kasih karena telah menemaniku via chatting selama proses make up dan mengajariku untuk selalui bersemangat dan terus mempelajari hal baru. Untuk Hana, terima kasih karena telah memberikan teladan bagiku untuk lebih bersabar dalam menghadapi masalah dan menjadi pribadi yang tulus. Untuk Marvin ketua himakom yang tidak pernah mendukungku selayaknya ketua himabi mendukung anggotanya yang menjadi finalis mahasiswa berprestasi, terima kasih karena mengajariku untuk menjadi pribadi yang tidak mudah menemukan alasan untuk tidak menyukai bahkan membenci orang lain. Untuk Vincent, terima kasih untuk segelas kopi yang tidak kuduga sebelum malam final.

Terima kasih kepada Erizka yang meluangkan waktunya untuk hadir di malam final. Melihat kerja kerasmu selama ini, aku berdoa semoga ia bisa menjadi Young On Top Campus Ambassador batch VI. Terima kasih kepada Saras dan Sesil yang sudah meluangkan waktu untuk datang ke malam final.

Terima kasih kepada Laura yang sudah mendukungku dengan kata-kata positif melalui chatting via line. Juga teman-teman lainnya yang sudah menyemangatiku melalui berbagai media yang ada. 

Terima kasih kepada Arvin, sesama finalis mahasiswa berprestasi, yang turut merasakan kebingungan dan ketakutan yang kuhadapi. Chatting via line dengannya mengenai karya ilmiah yang tak kunjung selesai ampuh mengurangi rasa stress. Karena mengenalnya, aku merasa memiliki teman senasib dan sepenganggungan. Sungguh suatu keisimewaan dapat mengenalnya dalam proses ini.

Terakhir, terima kasih kepada Mama, Papa, dan Popo yang selalu mencintaiku dengan tulus dan apa adanya. Walaupun tidak bisa hadir karena sedang pergi ke luar negeri, Mama dan Papa adalah dua sosok terpenting dalam hidupku. Aku ingat betul bagaimana mama terus menanyakan proses make up di hari H, memastikan kebaya yang cocok untukku, memberitakan kepada seluruh keluarga besar tatkala aku dipilih sebagai 20 finalis mahasiswa berprestasi, meminta adikku untuk mengantarjemputku di hari H, dan bahkan terus menanyakan perkembangan yang ada. Papa adalah sosok yang lebih pendiam dari Mama. Beliau tak pernah menanyakan secara detail persiapan yang harus kulalui. Kebangaannya padaku ditunjukkan melalui profile picture BBM yang memajang posterku sebagai finalis mahasiswa berprestasi.

Karena keterbatasan daya ingat, aku sungguh meminta maaf apabila ada pihak-pihak yang terlewatkan. Aku percaya, masih ada banyak orang lain di luar sana yang membantuku sehingga aku bisa menjadi 5 terbaik mahasiswa berprestasi. Tanpa mereka semua, mustahil rasanya berada di panggung yang istimewa di malam yang tak terlupakan tersebut. :”)


To be with them is the greatest pleasure in my precious life
Unknown


With Love,

Bella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar