Minggu, 29 Maret 2015

So Here is The (Long) Process ..



Setelah terpilih sebagai 5 terbaik mahasiswa berprestasi UNIKA Atma Jaya 2015 (still can’t believe that I’ve been chosen for this! :”)), banyak teman-teman mahasiswa yang menanyakan proses apa saja yang harus kulalui untuk sampai pada malam final. Beberapa bahkan menanyakan “rahasia” sehingga aku bisa terpilih sebagai 5 terbaik.

Berhubung jawaban chatting via line cukup terbatas karena capek mengetik panjang lebar, aku memutuskan untuk menuliskannya dalam blog. Tujuannya sederhana, supaya teman-temanku mendapatkan jawaban yang lebih jelas dan konkrit (daripada yang kubalas via chatting) sekaligus mendapatkan gambaran dari proses panjang pemilihan mahasiswa berprestasi setiap tahunnya.
Sebagai informasi, seleksi mahasiswa berprestasi terdiri dari beberapa tahap.

Pertama-tama, pastikan kalau kita tidak melewatkan informasi mengenai pembukaan pendaftaran dalam rangka pemilihan mahasiswa berprestasi di Atma Jaya. Biasanya, pihak universitas akan memasang spanduk yang cukup mencolok di dekat parkiran motor BKS. Poster-poster juga ditempel pada (hampir) semua papan informasi. Pengumuman semacam ini biasanya mulai tersebar luas di pertengahan November. So, be aware! :D

Yang tak kalah penting, perhatikan persyaratan dan jadwal kegiatan yang tercantum dalam poster. Pastikan kalau kita memang memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam poster tersebut (mulai dari IPK minimal yang dibuktikan dengan melampirkan KHS, nilai TOEFL minimal, jumlah SKP yang dibutuhkan, hingga surat rekomendasi dari wakil dekan III).

Surat rekomendasi ini bisa diperoleh dengan mengajukan langsung kepada wakil dekan III di masing-masing fakultas. Oh ya, karna nilai TOEFL hanya berlaku dalam jangka waktu 1 tahun, universitas juga menyelenggarakan test TOEFL bagi calon mahasiswa berprestasi yang diadakan sebanyak 2x. Perhatikan tanggal dan waktu penyelenggaraan test TOEFL tersebut. :D

Tahap seleksi pertama dilakukan dengan mendaftarkan diri dan mengumpulkan berkas ke masing-masing fakultas. Berkas tersebut berisi CV, surat rekomendasi dari wakil dekan III, dan form yang dapat diunduh melalui website atmajaya.ac.id. Form tersebut kemudian diprint dan diisi.

Pertanyaannya sekarang, memangnya apa saja sih yang harus diisi dari form yang cukup tebal tersebut? Ada beberapa hal yang harus diisi, yaitu biodata diri, 5 prestasi terbaik yang pernah diperoleh, dan pendataan berbagai kegiatan yang harus diikuti. Kegiatan tersebut dapat berupa aktif menjadi pengurus organisasi (baik di dalam maupun di luar kampus), lomba-lomba yang pernah diikuti (atau bahkan menjadi pemenang dari lomba tersebut), hingga seminar-seminar yang pernah diikuti (baik di dalam maupun di luar kampus). Semua kegiatan tersebut kemudian akan dikonversi menjadi poin-poin tertentu dimana setiap kegiatan memiliki nilai yang berbeda-beda. Oh ya, setiap kegiatan tersebut harus dibuktikan dengan melampirkan sertifikat dari kegiatan tersebut. Terakhir, masukkan semua berkas tersebut dalam amplop coklat serta tulislah nama dan asal fakultas kita di bagian depan amplop.


Tips & Trick :
A.      Pastikan kalau kita membuat CV dengan format yang benar. Walaupun tidak ada format CV yang baku, kita bisa mencontoh dari teman-teman kita yang sudah pernah membuat CV untuk melamar pekerjaan. Atau, kita juga bisa googling format CV yang benar. Kalau sudah selesai membuat CV, pastikan tidak ada typo dan minta orang lain membaca CV kita (supaya kita tahu jika ada hal-hal yang harus diperbaiki). CV dibuat dalam 1-2 halaman karena CV harus singkat dan jelas.

B.      Mintalah surat rekomendasi dari wakil dekan III jauh-jauh hari. Mengingat kesibukan beliau yang cukup tinggi, kita tentu tidak bisa seenakjidatnya meminta beliau untuk memberikan surat rekomendasi pada waktu kita mengajukannya. Ajukanlah 1-2 minggu sebelum deadline perngumpulan berkas.

C.      Karena sertifikat dibutuhkan sebagai bukti kegiatan, kita harus tekun mengumpulkan berbagai sertifikat tersebut. Sejak masuk kuliah, simpanlah sertifikat tersebut dalam satu map sehingga mudah mencarinya saat membutuhkannya. Jangan lelah menagih pihak penyelenggara seminar yang belum memberikan sertifikat sebagai peserta ataupun organisasi mahasiswa yang belum memberikan sertifikat sebagai panitia.

D.      Lalu, bagaimana jika peserta seminar atau kepanitiaan tertentu tidak memberikan sertifikat? Jika demikian, kita dapat mengajukan surat keterangan kepada wakil dekan III. Format surat tersebut dapat diminta kepada wakil dekan III. Surat keterangan tersebut dapat dilengkapi dengan foto-foto atau nametag dari kegiatan tersebut. Intinya, cantumkanlah bukti (pada surat keterangan) yang mendukung bahwa kita memang benar-benar telah mengikuti kegiatan tersebut. Oh ya, sama seperti surat rekomendasi, jangan mengajukan surat keterangan tersebut mendekati deadline.

E.       Berdasarkan pengamatan, seminar dan organisasi di luar kampus yang kita ikuti memberikan poin yang (sedikit) lebih besar dari seminar dan organisasi di dalam kampus. Karena itu, tak ada salahnya jika kita mulai mengikuti berbagai seminar dan bergabung dengan organisasi di luar kampus. Misalnya, @youngontop, @ifutureladers, @cewequat, dan masih banyak lagi. :D

Berdasarkan berkas tersebut, terpilihlah 30 finalis mahasiswa berprestasi. Tahap seleksi kedua dilakukan melalui karya tulis ilmiah. Ada waktu sekitar 30 hari dari sejak pengumuman 30 finalis terpilih hingga deadline pengumpulan karya tulis. Untuk membuat karya tulis ilmiah, kita dapat memilih satu dosen pembimbing. Dosen pembimbing inilah yang akan memberikan masukan dan saran mengenai karya tulis tersebut. Kita dapat memilih 1 dari (kurang lebih) 12 tema yang disediakan.

Btw, menurutku, tahap seleksi kedua merupakan tahapan tersulit karena aku belum pernah membuat karya tulis ilmiah. Untungnya, universitas menginformasikan isi karya tulis (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, dasar teori, dll) secara sistematis dan format yang digunakan secara detail. Selain itu, aku bersyukur karena aku memiliki dosen pembimbing (a.k.a Kak Andina) yang kooperatif dan banyak memberikan masukan selama proses penulisan. Aku banyak berkonsultasi mengenai permasalahan yang kuangkat beserta solusinya kepada Kak Andina. Beliau selalu (berbaik hati) menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan via chatting di line. Tak hanya itu, Kak Andina dan Pak Satria (wakil dekan III FIABIKOM) sangat membantuku dalam menghadapi kebingungan dan keraguanku yang datang silih berganti tanpa jeda.


Tips & Trick :
A.      Klise : pilihlah topik yang kita kuasai (BISA) dan sukai (MAU). Bayangkan deh, menulis karya ilmiah saja bukan perkara mudah. Apalagi jika kita memilih topik yang tidak kita sukai. Kesulitannya akan terasa 2x lipat.
Pada kesempatan tersebut, aku memilih untuk menulis karya ilmiah dengan judul “Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Kekurangan Stok Darah yang Dimiliki PMI sebagai Upaya Gerakan Kemanusiaan”. Topik ini kupilih karena aku menyukainya sekaligus menyadari bahwa generasi muda cenderung tidak peduli dengan kegiatan donor darah.

B.      Buatlah deadline yang jelas dan terukur. Percaya deh, tanpa deadline, akan sulit menyelesaikan karya tulis tersebut. Deadline juga dapat membantu kita untuk mengatasi penyakit malas dan menunda-nunda.
Sebagai contoh, aku membuat deadline sebagai berikut :
Minggu I              : Membuat cover, lembar pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi
Minggu II             : Membuat BAB I (Pendahuluan) dan BAB III (Metode Penulisan)
Minggu III            : Membuat BAB II (Telaah Pustaka) dan BAB IV (Analisis & Sintesis)
Minggu IV           : Membuat BAB V (Simpulan & Rekomendasi), daftar pustaka, dan ringkasan
Aku membebaskan diri untuk menentukan waktu mengerjakan karya tulis. Hanya saja, pada akhir minggu, target dari deadline tersebut harus sudah tercapai (kok pas menulis artikel ini rasanya mudah sekali ya? Padahal rasanya berat sekali saat menulis karya ilmiah tersebut :”))

C.      Pilihlah dosen pembimbing yang kooperatif dan mau meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta saran. Namun, yang perlu diingat, kita adalah aktor utama yang bertanggungjawab terhadap karya ilmiah tersebut. Kitalah yang harus aktif menanyakan saran dan masukan dari dosen tersebut. Menurutku, tidak tepat rasanya jika kita mendatangi dosen dengan “pikiran kosong”. Pastikan kalau kita memiliki ide sebelum meminta saran.

D.      Jangan malu untuk meminta contoh karya ilmiah yang dibuat oleh finalis mahasiswa berprestasi tahun sebelumnya. Mintalah beberapa contoh karya ilmiah yang benar (terutama dari finalis mahasiswa berprestasi yang sampai pada tahap 20 besar atau bahkan 5 besar). Kalau kita merasa segan untuk meminta karya tulis dari finalis yang tidak kita kenal, mintalah contoh karya tulis dari finalis yang berasal dari satu fakultas yang sama.
Sebagai contoh, aku meminta beberapa sample karya tulis dari finalis mawapres tahun sebelumnya. Beruntungnya, semuanya mau memberikan karya tulisnya dengan senang hati. Tentu saja aku berterima kasih sekali kepada Ci Noni, Kak Bong, Kak Theo, dan Stella yang telah mempermudah proses penulisan karya ilmiah yang tidak mudah tersebut.

Masih termasuk dalam tahap kedua, ketiga puluh finalis diminta untuk mempresentasikan karya tulisnya di depan wakil dekan III dari berbagai fakultas. Presentasi dapat dibuat dalam bentuk powerpoint maupun prezi. Durasinya adalah 10 menit. Apabila kita melewati waktu tersebut, presentasi akan tetap dihentikan pada menit kesepuluh. Ketiga juri utama akan memberikan pertanyaan dimana masing-masing juri memiliki waktu selama 10 menit. Oh ya, wakil dekan III dari fakultas kita tidak akan menjadi juri (yang menilai kita) demi menjaga objektivitas.

Untuk teknisnya, jangan lupa membawa slide dalam USB, backup slide di email, bawa pointer untuk mempermudah dalam mengoperasikan slide, print karya ilmiah tersebut (untuk membantu kita dalam menjawab pertanyaan juri), dan datang 30 menit sebelum waktu presentasi.

Yeah! Posterku sudah jadi loh! 

Selama tahap kedua jugalah seluruh finalis diminta untuk berfoto dalam rangka pembuatan poster dan spanduk (YEAH! :D). Jangan lupa untuk mengisi data diri (yang akan ditampilkan di poster) melalui form yang disediakan oleh BKAK. Rajin-rajinlah mengecek email karena informasi tersebut biasanya dikirim melalui email.

Setelah tahapan tersulit tersebut, *drumroll* terpilihlah 20 finalis mahasiswa berprestasi yang fotonya akan dipajang dalam bentuk spanduk di dekat parkiran motor bks dan poster yang bertebaran di papan pengumuman.

Pada tahap ketiga, keduapuluh finalis mahasiswa berprestasi diwajibkan mengikuti tes kepribadian dan narkoba. Tes kepribadian dilakukan melalui psikotest dan wawancara. Psikotest berlangsung selama kurang lebih 3 jam dan dibagi dalam 2 gelombang. Wawancara dilakukan oleh psikolog dari Fakultas Psikologi Atma Jaya selama 30 menit. Yang penting, jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan kenyataan mengenai diri kita, bukan seperti apa yang kita inginkan mengenai diri kita. Berkonsentrasilah untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang seolah tak ada habisnya.


                                                    Hore, Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Dinyatakan Selesai!

Malam Final Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merupakan tahap terakhir sekaligus tahap yang paling mendebarkan. Sebelum malam final, diadakan gladi kotor sehingga seluruh finalis mendapatkan gambaran mengenai acara yang akan berlangsung. Selama gladi kotor tersebut, finalis akan diatur pada posisi tertentu sehingga tidak kebingungan pada malam final.

Setelah disogok makan sepiring sate, 
para finalis mahasiswa berprestasi kembali tersenyum ceria sesudah melakukan gladi kotor hingga pukul 21.00

                                         Senyum ceria para finalis mahasiswa berprestasi di belakang panggung saat gladi kotor

Tahun ini, gladi kotor dilaksanakan sehari sebelum malam final dimulai pada pukul 14.00 dan diakhiri pada pukul 20.30. Percaya atau tidak, enam jam yang panjang itulah yang mendekatkan para finalis. Karena menunggu sampai terbosan-bosan, para finalis memiliki kesempatan untuk mengenal satu sama lain sekaligus foto bersama. Karena selesai sampai larut malam, gladi kotor tersebut diakhiri dengan makan malam yang disponsori oleh abang sate dekat kampus panitia yang kece dan sangat sabar dalam membantu para finalis.


Tips & Trick :
A.      Kenakanlah kebaya/pakaian daerah yang nyaman. Artinya, tidak terlalu sempit ataupun tidak terlalu longgar. Peniti adalah benda kecil yang perlu dibawa untuk menyelamatkan diri saat salah satu kancing (dari kostum kita) terlepas.

B.      Gunakanlah alas kaki yang nyaman. Pastikan kalau kita sudah mencoba alas kaki tersebut di rumah sehingga tidak canggung saat berjalan di panggung. Kalau perlu, bawalah alas kaki cadangan sebagai pengganti ketika alas sepatu utama bermasalah.
Sebagai contoh, tali sepatu wedgesku copot 5 menit sebelum aku naik ke atas panggung. Rasanya panik setengah mati karena aku takut terjatuh di atas panggung. Untungnya, aku meminta sepupuku untuk membawa sepatu wedges cadangan. Walaupun menggunakan wedges yang rusak saat pertama kali tampil di atas panggung, aku dapat menggunakan wedges cadangan saat menjawab pertanyaan. Tanpa wedges cadangan tersebut, sulit rasanya berkonsentasi untuk menjawab pertanyaan (karena pikiranku akan terbelah antara sepatu yang rusak dan pertanyaan yang diajukan juri).

Next, pertanyaan yang paling sering diajukan oleh teman-teman adalah mengenai pertanyaan yang diajukan oleh juri pada malam final.

FYI, keduapuluh finalis tidak tahu sama sekali pertanyaan yang akan diajukan. Jangankan pertanyaannya, keduapuluh finalis bahkan tidak mengetahui juri misterius yang akan menilai pada malam final. Yang diketahui para finalis ialah bahwa juri tersebut adalah pribadi-pribadi yang expert di bidangnya dan akan mengajukan pertanyaan yang bersifat pengetahuan umum.

Pada malam final, seluruh finalis akan mengambil kertas pada sebuah kotak. Kertas tersebut berisi nama 2 juri yang masing-masing akan memberikan 1 pertanyaan. Namun, ada juga kertas “bonus” yang berisi nama  3 juri, sehingga finalis tersebut harus menjawab 3 pertanyaan. Sacara teknis, juri mengajukan pertanyaan selama 30 detik dan finalis menjawab selama 1 menit (ucapan finalis akan dipotong apabila melebihi 1 menit).

Pada malam final tersebut, aku mendapatkan kertas bonus tersebut sehingga terdapat 3 pertanyaan yang harus dijawab. Ketiga pertanyaan tersebut adalah :

1.    Sekarang ini, banyak berkembang sekolah bertaraf internasional. Apa pendapat Anda mengenai sekolah bertaraf internasional?

2.    DPR memiliki tunjangan sebesar 12.5 juta untuk menjalankan rumah aspirasi. Apakah yang harus dilakukan DPR dengan uang sebesar itu?

3.    ORMAWA dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa. Apa yang harus dilakukan untuk memaksimalkan tujuan tersebut?

Dari ketiga pertanyaan tersebut, pertanyaan kedua merupakan pertanyaan yang paling mendebarkan. Jujur saja, aku tidak tahu sama sekali mengenai rumah aspirasi (btw, sekarang aku sudah tahu loh apa itu rumah aspirasi dan aku jamin bahwa kata tersebut akan terus menancap di otakku. Silahkan klik kata rumah aspirasi untuk mendapatkan jawabannya).

Lalu, apa yang aku lakukan? Aku berusaha menebak apa rumah aspirasi tersebut berdasarkan kata itu sendiri. Aku kemudian menjawab dengan tegas bahwa DPR harus membuat perencanaan spesifik mengenai penggunaan uang tersebut. Tak hanya itu, DPR diwajibkan untuk mengunggah perencanaan tersebut di internet sehingga masyarakat dapat mengetahui manfaat dari uang tersebut.


Tips & Trick :
A.      Walaupun gugup dan takut tidak mampu menjawab pertanyaan *curhat*, berfokuslah pada pertanyaan yang diajukan. Karena gugup, seringkali kita menjawab pertanyaan di luar konteks yang dimaksud.

B.      Jawablah pertanyaan dengan tegas dan jelas. Oh ya, jika kita merasa lebih nyaman berbicara dengan mic di tangan, lepaskanlah mic dari penyangganya.

C.      Jawablah pertanyaan sesuai dengan waktu yang tersedia. Jangan menjawab dengan terlalu singkat maupun terlalu panjang lebar. Be efficient.


Sebagai penutup, aku ingin berterima kasih semua pihak yang sudah membantuku dalam mengikuti proses pemilihan mahasiswa berprestasi 2015. Tidak mungkin rasanya mencapai apa yang sudah aku raih sekarang tanpa bantuan mereka. Karena tulisan ini sudah cukup panjang, maka ucapan terima kasih tersebut akan kulanjutkan dalam posting berikutnya (silahkan di klik kata posting berikutnya). :D



Cheers,
Bella



Tidak ada komentar:

Posting Komentar